Selasa, 26 November 2013

MARI INTROSPEKSI DIRI



Bismillahirrohmanirrohiim

"Diantara nikmat Allah yg diberikan kepadaku adalah aku bisa bersabar dengan sikap buruk masyarakat, istriku dan pembantuku. Semua itu terjadi karena aku memiliki keyakinan, bahwa apa yang ku alami sesuai dengan hubunganku dengan Tuhanku. Yang salah hakikatnya adalah diriku bukan mereka.

Jika tongkat lurus, bayangannya tentu juga lurus.
Jika tongkat bengkok, bayangannya tentu juga bengkok.

Seorang yg ingin bayangan sebuah benda lurus, padahal bendanya sendiri bengkok, maka dia telah mengharapkan suatu yg mustahil terjadi.

Buruknya sikap istri atau pembantu adalah cerminan dari memburuknya akhlak kita. Seorang yang bijaksana tentu akan mengintropeksi kesalahan dirinya saat mendapati istri, pembantu, atau anaknya bersikap tidak seperti biasanya. Kemudian dia akan memperbaiki akhlak dan amal ibadahnya kepada Allah. Sikap buruk keluarga dan orang lain tentu akan segera berubah.

Seorang yang bodoh, dia akan memerintahkan istrinya untuk taat tetapi dia sendiri tidak merubah perbuatan buruknya dan amalnya kepada Allah. Yang terjadi justru istrinya bertambah membangkang. Bahkan jika dia membawa ke pengadilan dan mentalak istrinya dan dia berharap akan menemukan pendamping yang lebih baik, itu tidak akan terjadi. Karena selama dirinya bersikap dan berakhlak buruk, siapapun wanita yang diperistrinya akan bersikap buruk pula. Meski sebelumnya dia adalah wanita baik-baik."

*Nasehat ini disampaikan oleh Syaikh Abdul Wahhab Asy Sya'rani dalam Minan Kubra.

* * *

Jika ada orang-orang yang bersikap tidak baik pada kita, segera introsspeksi diri. Tentu ada yang salah dalam akhlak pada sesama dan amal ibadah kita pada Allah.


Mari kita memuhasabah kekurangan diri agar menjadi pribadi yang lebih baik.

Wallahu a`lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar