Bismillahirrohmanirrohiim
"Diantara nikmat Allah yg diberikan kepadaku adalah aku
bisa bersabar dengan sikap buruk masyarakat, istriku dan pembantuku. Semua itu
terjadi karena aku memiliki keyakinan, bahwa apa yang ku alami sesuai dengan
hubunganku dengan Tuhanku. Yang salah hakikatnya adalah diriku bukan mereka.
Jika tongkat lurus, bayangannya tentu juga lurus.
Jika tongkat bengkok, bayangannya tentu juga bengkok.
Seorang yg ingin bayangan sebuah benda lurus, padahal
bendanya sendiri bengkok, maka dia telah mengharapkan suatu yg mustahil
terjadi.
Buruknya sikap istri atau pembantu adalah cerminan dari
memburuknya akhlak kita. Seorang yang bijaksana tentu akan mengintropeksi
kesalahan dirinya saat mendapati istri, pembantu, atau anaknya bersikap tidak
seperti biasanya. Kemudian dia akan memperbaiki akhlak dan amal ibadahnya
kepada Allah. Sikap buruk keluarga dan orang lain tentu akan segera berubah.
Seorang yang bodoh, dia akan memerintahkan istrinya untuk
taat tetapi dia sendiri tidak merubah perbuatan buruknya dan amalnya kepada
Allah. Yang terjadi justru istrinya bertambah membangkang. Bahkan jika dia
membawa ke pengadilan dan mentalak istrinya dan dia berharap akan menemukan
pendamping yang lebih baik, itu tidak akan terjadi. Karena selama dirinya bersikap
dan berakhlak buruk, siapapun wanita yang diperistrinya akan bersikap buruk
pula. Meski sebelumnya dia adalah wanita baik-baik."
*Nasehat ini disampaikan oleh Syaikh Abdul Wahhab Asy
Sya'rani dalam Minan Kubra.
* * *
Jika ada orang-orang yang bersikap tidak baik pada kita,
segera introsspeksi diri. Tentu ada yang salah dalam akhlak pada sesama dan
amal ibadah kita pada Allah.
Mari kita memuhasabah kekurangan diri agar menjadi pribadi
yang lebih baik.
Wallahu a`lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar